Polaroid
Ini kejadian yang dialami tanteku sekitar 4 thn yg lalu. Tanteku itu suka bikin kue2 kering. kebetulan waktu itu nyokapku pesan kue padanya, karena waktu itu menjelang lebaran. Karena banyak pesanan, jadinya pesanan nyokapku selesai agak lama. Pesanan baru selesai pada malam harinya kira2 jam 10 malam. Karena lebaran tinggal beberapa hari lagi, tanteku memutuskan untuk mengantar sendiri pesanan hari itu juga walau hari sudah malam.

Saat itu entah kenapa sudah tak ada lagi taksi yang lewat. Mungkin karena hari sudah terlalu malam. Yang terlihat hanya ada bajaj yg kebetulan mangkal. Tanpa menunggu lama, tanteku langsung menghampiri bajaj itu. "Bang, ke tanah kusir ya. ke alamat bla bla bla", terang tanteku. Tukang bajaj itu hanya menganggukkan kepalanya. Tanpa curiga sedikit pun, tanteku naik ke bajaj itu.

Di perjalanan tanteku menatap ke kaca yg biasanya terletak di dekat tempat duduk supir. Ia melihat wajah tukang bajaj yg terpantul di kaca. Namun ada yg aneh pada si tukang bajaj, tatapannya selalu lurus ke dpn dan raut mukanya pucat. Dan saat ia memperhatikan luar jendela, pemandangan yg terlihat diluar melintas cepat seolah bajaj itu berjalan cepat banget. Ia juga merasakan udara di dalam bajaj dingin membuat bulu kuduknya meremang. Tapi dia tetap tidak berpikir macam2. Pikirnya dia mungkin tengah mengantuk dan udara dingin karena hari sudah malam.

Tiba-tiba tukang bajaj itu berkata "Sudah sampai, bu". Tanteku bingung karena tidak diturunkan di tempat tujuan melainkan di depan kuburan tanah kusir. Perasaannya baru beberapa menit dia naik tapi ko sudah sampai, padahal jarak dari rumahnya cukup jauh.

"Kok turun disini, bang?", tanya tanteku. Tapi si tukang bajaj tetap diam tanpa ekspresi. Dengan bingung, tanteku lalu turun & membayar dengan selembar uang 50rb an. Si tukang bajaj lalu memberi uang kembaliannya. Tanteku lalu berjalan kaki ke rumahku yg sudah tak terlalu jauh dari sana.

Baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba ada seorang bapak menegurnya. "Bu, ko malam2 begini jalan sendirian?", tanya bapak itu. "Loh pak saya tadi barusan naik bajaj", bantah tanteku. "Bajaj? malam2 begini mana ada bajaj bu?", tanyanya lg. "Ada kok pak itu di belakang saya", jwb tanteku. "Yang benar bu? kok daritadi saya ga liat bajaj ya? yg ada tadi ibu berjalan jauh dari ujung sana ke sini sambil bengong.", jelas si bapak. Karena penasaran kemudian tanteku menengok ke arah belakang. Ia yakin bajaj itu belum pergi karena tak ada suaranya sama sekali. Ternyata benar, bajaj itu masih ada. Dan ternyata yang duduk di kursi supir dan tak lain adalah tukang bajaj itu telah berubah menjadi pocong!! pocong itu tersenyum ke arah tanteku.

Tanteku tersentak kaget. Seluruh tubuhnya berasa lemas. Bulu kuduknya langsung meremang. Tanteku kemudian mengeluarkan uang kembalian dari dalam saku. Betapa kagetnya ia saat melihat uang yg diterimanya ternyata adalah daun! Setelah itu bajaj tersebut menghilang seketika yang membuatnya bertambah yakin kalau bajaj tadi bukan bajaj biasa melainkan BAJAJ HANTU...

Bapak itu hanya bingung melihat tanteku yang seperti orang ketakutan. Rupanya si bapak tidak melihat bajaj itu sama sekali. Hanya tantekulah yang melihatnya. Bapak itu menanyakan apa yg terjadi. Tanteku lalu menceritakan semuanya. Bapak itu menyarankan agar tanteku naik ojek saja ke rumahku agar tidak terjadi apa2 lagi. Karena sudah terlanjur ketakutan, tanteku menuruti saran bapak itu.

Sesampainya di rumahku, tanteku bercerita tentang pengalaman mistisnya barusan. Ia kelihatan tak menyangka akan bertemu bajaj hantu. Aku yg mendengar cerita itu jadi merinding dan susah tidur. Aku juga tak menyangka bahwa kejadian seperti itu bisa terjadi di dunia nyata bukan cuma di film2, apa lg tanteku sendiri yg mengalami. Akhirnya tanteku menginap di rumahku untuk pulang pagi2nya. Sepertinya ia sudah tak berani lagi untuk pulang malam.

Begitulah cerita tanteku yang menaiki bajaj hantu. Maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisanku dan maaf juga kalau kurang seram. Sampai sini dulu kisahnya. Lain kali akan kuceritakan kisah seram yg terjadi di rumahku.